Wednesday 11 July 2012

SUPERVISI PENDIDIKAN



SUPERVISI PENDIDIKAN

Referensi I
SUPERVISI PENDIDIKAN

A.  PENGERTIAN SUPERVISI
Menurut Soetjipto Dan Raflis  (232-233:2004  ) Supervisi tidak dapat di artikan secara sempit sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pengajaran yang terbatas di dalam ruang kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses pengajaran selalu terkait dengan semua kegiatan pendidikan di sekolah. Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar-mengajar. Sasaran supervisi dapat kita bedakan menjadi dua yaitu yang berhubungan langsung dengan pengajaran dan yang berhubungan dengan pendukung pengajaran. Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi langsung dari menejemen pendidikan sedangkan supervisi kelas atau bidang studi secara khusus terfokus terhadap proses belajar-mengajar.

Menurut Soetjipto Dan Raflis (232-233:2004) Supervisi pengajaran berbeda dengan administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan proses dan bentuk kerja  samaantra dua orang atau lebih untukmencapai tujuan pendidikan. Kerja sama  ini menyangkut kegiatan mulai dari penetapan tujuan pendidikan, perencanan untuk mencapai tujuan,pengontrolan kegiatan, sampai pada evaluasi untuk melihat apakah pekerjaan itu berhasil atau tidak. Administrasi pendidikan menyangkut semua aspek kerja sama baik yang meenyangkut aspek manusia maupun aspek non-manusia. Dengan demikian supervisi pengajaran merupakan badian dari kegiatan administrasi pendidikan.

Menurut Soetjipto Dan Raflis (234-235:2004) Monotoring, seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa  indonesia dengan pemantauan. Monotoring berarti kegiatan pengumpulan data tentang suatu kegiatan sebagai bahan untuk melaksanakan penilaian. Dengan kalimat lain, monotoring merupakan kegiatan yang di tunjukkan untuk mengetahui apa adanya tentang sesuatu kegiatan. Di dalam monotoring seseorang hanya mengumpulkan data tanpa membandingkan data tersebut dengan kriteria tertentu.

Menurut Soetjipto Dan Raflis  (234-235:2004) Evaluasi merupakan suatu proses membandingkan keadaan kuantitatif atau kualitatif suatu objek dengan kriteria tertentu yang sudah di tetapkan sebelumnya. Evaluasi di maksudkan untuk melihat apakah dengan sumber yang tersedia, sesuatu kegiatan telah mengikuti proses yang di tetapkan serta mencapai hasil yang di inginkan.

Menurut Soetjipto Dan Raflis (234-235:2004) Dari berbagai devinisi tersebut, kelihatannya ada keepakatan umum, bahwa kegiatan supervisi pengajaran di tunjukkan untuk perbaikan pengajaran. Perbaikan itu di lakukan melalui peningkatan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugasnya.

B.  FUNGSI DAN PERANAN SUPERVISI
Menurut Soetjipto Dan Raflis (235-236/:2004) Supervisi pengajaran seharusnya di lakukan oleh seseorang yang dididik khusus dan di tugaskan untuk melakukan pekerjaan itu, dengan menggunakan keahlian khusus. Tidak semua orang dapat melakukan supervisi pengajaran. Oleh karena itu, di katakan bahwa supervisi pengajaran merupakan pekerjaan profesional, yang menuntut persyaratan sebagaimana layaknya pekerjaan profesional yang lain.

Menurut Soetjipto Dan Raflis (236-237:2004) Tugas seorang supervisor bukanlah untuk mengadili tetapi untuk membantu, mendorong, dan memberikan kenyakinan kepada guru, bahwa proses belajar-mengajar dapat dan harus di perbaiki. Pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru harus di bantu secara profesional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajr-mengaajar. Dengan demikian ciri utama supervisi adalah perubahan, dalam pengertian peningkatan ke arah efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar secara terus menerus.

Menurut Soetjipto Dan Raflis  (236-237:2004)  Program-program supervisi hendaknya memberikan rangsangan terhadap terjadinya perubahan dalam kegiatan pengajaran. Perubahan-perubahan ini dapat di lakukan antara lain melalui berbagai usaha inovasi dalam pengembangan kurikulum serta kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam jabatan untuk guru. Ada dua jenis supervisi di lihat dari peranannya dalam perubahan itu yaitu :

v  Supervisi Traktif artinya supervisi yang hanya berusaha melakukan perubahan kecil kaena menjaga kontinuitas.
v  Supervisi Dinamik artinya supervisi yang di arahkan untuk mengubah secara lebih intensif praktek-praktek pengajaran tertentu.

C.  PELAKSAAN SUPERVISI
Menurut Soetjipto Dan Raflis (238-239:2004) Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan supervisi pendidikan, kegiatan supervisi tersebut perlu di landasi oleh hal-hal sebagai berikut :
v  Kegiatan supervisi pendidikan harus di landaskan atas filsafat pancasila.
v  Pemecahan masalah supervisi harus di landaskan kepada pendekatan ilmiah dan di lakukan secara kreatif.
v  Keberhasilan supervisi harus di nilai dari sejauh mana kegiatan tersebut menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar-mengajar.
v  Supervisi seharusya dapat menjami kontinuitas perbaikan dan perubahan program pengajaran.
v  Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang farorable untuk terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif.

Menurut Soetjipto Dan Raflis (239-240:2004) Supervisi pendidikan meliputi supervisi terhadap pengajaran maupun komponen pendukungnya. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengajaran tetapi tidak langsung dengan siswa. Dalam kaitannya dengan perbaikan situasi belajar-mengajar ini, tugas seorang supervisor adalah membantu guru dalam hal :
v  Pengembangan kurikulum. Kurikulum perlu perbaiki dan di kembangkan secara terus-menerus.
v  Pengorganisasian pengajaran, Supervisor bertugas membantu pelaksanaan pengajaran sehingga siswa, guru, tempat, dan bahan pengajaran sesuai dengan waktu yang di sediakan serta tujuan instruksionalyang di tetapkan.
v  Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses belaja-mengajar.
v  Perencanaan dan perolehan bahan pengajaran sesuai dengan rancanga kurikulum.
v  Perencanaan dan implementasi dalam meningatkan pengalaman belajar dan untuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran.
v  Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar.
v  Pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dengan kegiatan layanan lain yang di berikan sekolah atau lembga  pendidikan kepada siswa.

D.      TEKNIK SUPERVISI
Menurut Soetjipto Dan Raflis (242-243:2004) Mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan guru untuk mempunyai wawasan yang lebih luas tentang kegiatan supervisi. Dengan demikian, pada gilirannya nanti guru dapat berperan serta dalam melakukan pilihan tentang cara bagaimana supervisor itu akan membantunya. Pendekatan itu antara lain adalah (1) pendekatan humanistik,(2) pendektan kompetensi, (3) pendekatan klinis, dan (4) pendekatan profesional.

1.         PENDEKATAN HUMANISTIK
Menurut Soetjipto Dan Raflis (243-244:2004) Pendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa  guru tidak dapat di perlukan sebagai alat semata-mata untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar. Dalam proses pembinaan, guru mengalami perkembangan secara terus-menerus, dan pogram supervisi harus di rancang untuk mengikuti pola perkembangan itu. Dengan demikian guru harus mencari sendiri pengalaman itu secara aktif.

2.         PENDEKATAN KOMPETENSI
Menurut Soetjipto Dan Raflis (244-245:2004) Pendekatan kompetensi di dasarkan atas asumsi, bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus di kuasai guru. Situasi yang terstruktur ini antara lain : (1) devinisi tentang tujuan kegiatan supervisi yang di landaskan untuk tiap kegiatan, (2) penilaian kemampuan mula guru denga segala pirantinya, (3) program supervisi yang di lakukan dengan segala rencana terinci tentang pelaksanaannya, (4) monitoring kemajuan guru dan penilaian untuk mengetahui apakah program itu berhasil atau tidak.

3.         PENDEKATAN KLINIS
Menurut Soetjipto Dan Raflis ( 246-247:2004)  Pendekatan klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya itu. Pembicaraan ini biasanya d pusatkan kepada penampilan mengajar guru berdasarkan hasil observasi.

4.         PENDEKATAN PROFESIONAL
Menurut Soetjipto Dan Raflis (251:2004)  Asumsi dasar pendekatan profesional adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas guru yang sifatnya administratif.

E.       PERANAN GURU DALAM SUPERVISI
Menurut Soetjipto Dan Raflis (256-257:2004) Supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu guru dalam memperbaiki proses belajar-mengajar melalui peningkatan kompetensi guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas profesional mengajarnya. Seperti juga berlaku untuk segala kegiatan, untuk bekerja sama dan tidak ada sikap kooperatif baik dari yang di bantu yaitu guru sendiri maupun supervisor. Dengan demikian peranan guru terhadap berhasil tidaknya program supervisi ini adalah sangat besar. Peranan guru dalam supervisi secara lebih rinci dapat di telusuri dari proses pelaksanaan supervisi itu.

Menurut Soetjipto Dan Raflis  (256-257:2004) Fokus utama dalam pelaksanaan supervisi adalah guru. Di dalam pelaksanaan supervisi,sikap kooperatif guru yang di tunjukkan pada fase perencanaan masih tetap di perlukan, malahan perlu di tingkatkan. Kesediaan guru untuk di observasi dan di analisis perilaku mengajarnya, serta kesediaan untuk berdialog dengan supervisor harus terus di kembangkan, sehingga guru dapat memporeleh manfaat sebesar-besarnya dari proses supervisi. Harus di dasari bahwa supervisor tidak mempunyai tujuan untuk mencari kesalahan, tetapi memberikan balikan tentang kelemahan dan kekuatan guru dalammelaksanakan tugasnya.




Referensi : Soetjipto dan Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta. PT. Rineka
                   Cipta
Referensi II
PROFESI SUPERVOR DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN

A.     Definisi Supervisi
Menurut Danim, Sudarwan (152:2011) bahwa secara etimologi,istilah etimologi, istilah supervisi berasal dari bahasa inggris “supervision” yang berarti pengawasan. Pelaku atau pengawasannya di sebut supervisor dan orang yang di supervisi di sebut subyek supervisi atau supervisee. Secara morvologis, supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super (atas) dan vision (pandang,lihat,tilik,amati atau awasi). Supervisi, karenanya di beri makna melihat,melirik,memandang,menilik,mengamati,atau mengawasi dari atas. Pelakunya di sebut supervisor, yang kedudukannya lebih tinggi atau di atas orang yang di supervisi. Makna etimologis ini selalu dalam tafsir hubungan antar subyek, sehingga tidak berlaku untuk supervasi pabrik, supervisi kerusakan jalan, supervisi bangunan, supervisi bangunan, supervisi taman sekolah, dan sebagainya.
Menurut Danim, Sudarman (153:2011) Secara lebih komprehensif, Boardman et al. Merumuskan bahwa, supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinasi dan membimbing secara kontiyu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
B.       Supervisi bukan Inspeksi
            Menurut Danim, Sudarwan (154:2011) bahwa hingga saat ini sesekali kegiatan supervisi itu masih berbau infeksi, karena sifatnya melakukan pemeriksaan,pengawasan dan penilaian. Namun demikian,titik tekan infeksi adalah menyalahkan, sedangkan supervisi titik fokusnya adalah melakukan bimbingan profesional. Karena itu, supervisi dapat di beri makna sebagai inspeksi untuk mencari kelemahan-kelemahan guru hanya sebatas sebuah diagnosis, yang kemudian di tindak lanjuti dengan kegiatan bimbingan profesional terhadap mereka.  
Menurut Danim, Sudarman (155-156) inspeksi di ambil dari bahasa belanda, yaitu inspektive. Istilah ini bermakna memeriksa,melihat, menilik, bahkan mengintrogasi untuk mencari kesalahan subyek yang di inspeksi. Kegiatan dominan yang di lakukan oleh inspektur antara lain di sajikan berikut ini.
1.      Pengarahan (directing)
2.      Pelatihan (coaching)
3.      Berbicara-langsung (direct-telling)
4.      Pemeriksaan (controlling)
5.      Pengoreksian (correcting)
6.      Penimbangan (judging)
7.      Pengarahan (directing)
8.      Memimpin (leading)
9.      Pendemostrasian (demonstration)

C.    Tujuan Supervisi
Menurut Danim, Sudarwan (157-2011) bahwa Tujuan supervisi pembelajaran utama adalah meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. Secara khusus tujuan supervisi pembelajaran di sajikan berikut ini.
1.      Meningkatkan mutu kinerja guru
2.      Meningkatkan keektifan implementasi kurikulum secara efektif dan efisien bagi kemajuan siswa dan generasi mendatang
3.      Meningkatkan keektifan sarana dan prasarana yang ada untuk di kelola dan di manfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
4.      Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal untuk kemudian siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang di harapkan.
5.      Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukakan keberhasilan lulusan

D.    Fungsi Supervisi dan Supervisor
             Menurut Danim, Sudarwan (158:2012) bahwa, supervisi pembelajaran bersifat multifungsi. Pertama, meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Mutu proses tercermin dari suasana pembelajaran yang sehat, dinamis, produktif, kreatif, adaptif, ekonomis, menyenangkan, dan sebagainya. Mutu hasil pembelajaran tercermin dari nilai tambah capaian kognitif, efektif, dan psimomotorik siswa. Kedua, mendorong dan mengoptimasi unsur-unsur yang terkait dengan proses pembelajaran.
            Fungsi-fungsi supervisi itu di jalankan oleh pengawas ketika dia memposisikan diri sebagai supervisor. Karena itu pengawas dan supervisor di sini orangnya sama. Hanya topinya yang berbeda. Made pidarta (2009) merumuskan fungsi supervisor seperti berikut ini
1.      Sebagai perantara dalam menyampaikan minat para siswa, orang tua dan perogram sekolah kepada pemerintah dan badan-badan kompeten lainnya.
2.      Memantau penggunaan dan hasil-hasil sumber pembelajaran
3.      Merencanakan program pendidikan untuk generasi selanjutnya
4.      Mengembangkan program baru untuk jabatan baru yang di perkirakan dapat muncul
5.      Mengintrogasikan program yang di ajukan pemerintah,ekonomi, perdagangan, dan industri
6.      Menilai dan meningkatkan atas makna gaya hidup
7.      Memilih inofasi yang konsistendengan masa depan
E.       Peranan Supervisor Pembelajaran
            Menurut Danim, Sudarwan (159:2011) bahwa, supervisor pembelajaran di lakukan oleh pengawas profesional yang memerankan diri sebagai supervisor. Ketika dia ertindak sebagai supervisor,”topi pengawasnya” di lepas. Supervisor pengajaran lebih berperan sebagai “gurunya guru”.
            Menurut Danim (159-163:2011), olivia (1984) bahwa, peran supervisor pembelajaran ada empat. Pertama, sebagai koordinator,yaitu mengkoordinasi program-program dan bahan-bahan yang di butuhkan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran dan harus membuat laporan mengenai pelaksanaan program-program pembelajarannya. Kedua, sebagai konsultan, supervisor harus memiliki kemampuan sebagai spesialis dalam masalah kurikulum, metodologi pembelajaran,dan pengembangan staf,sehingga supervisor dapat membantu guru baik secara individual maupun kelompok. Ketiga, sebagai pemimpin kelompok (group  leader),supervisor harus mempunyai kemampuan memimpin ,memahami dinamika kelompok, dan menciptakan berbagai bentuk kegiatan kelompok. Keempat, sebagai evaluator, supervisor dapat memberikan bantuan pada guru untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum serta harus mampu mengidentivikasi permasalahan yang di hadapi guru, membantu melakukan penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran.

F.       Prinsip Penyusunan Program
            Menurut Danim, Sudarwan (164:2011) bahwa,Program kerja yang baik adalah awal dari kesuksesan pekerjaan apapun. Karena itu kegiatan pengawas sekolah harus di awali dengan penyusunan program kerja. Dengan adanya program kerja maka kegiatan pengawas dapat terarah dan memiliki sasaran serta target yang jelas.
            Menurut Danim, Sudarwan (165:2011) Dalam naskah bahan pelatihan pengawas (depdiknas,2008) di kemukakan untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam penyusunan program pengawas sekolah. Prinsip-prinsip tersebut antara lain berkaitan dengan kontinyuasi,relevansi,kondisi nyata, dan fleksibilitas implementasinya. Pada sisi lain prinsip-prinsip ini merupakan rambu-rambu yang harus di penuhi agar pelaksanaan pengawasannya berjalan efektif.
G.      Prinsip-prinsip Supervisi
            Menurut Danim, Sudarwan (166:2011) sebagai berikut:
1.      Supervisi memberikan rasa aman kepda pihak yang di supervisi.
2.      Supervisi bersifat konstruksif dan kreatif.
3.      Supervisi bersifat realistis, yaitu di dasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
4.      Pelaksanaan kegiatan supervisi bersifat sederhana, dalam makna tidak menyulitkan proses,mengganggu tugas guru, bahkan melahirkan frustasi.
5.      Selama pelaksanaan supervisi terjalin hubungan profesional, bukan di dasarkan atas hubungan pribadi.
6.      Supervisi di dasarkan atas kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang di supervisi.
Secara lebih sederhana dan mudah di fahami, Tahalele dan Indrafacrudi (1975) merumuskan supervisi sebagai berikut :
a.       Di laksanakan secara demokratis dan kooperatif,
b.      Kreatif dan kontruktif,
c.       Ilmiah dan efektif,
d.      Dapat memberi perasaan aman pada guru-guru
e.       Berdasarkan kenyataan,
f.       Memberi kesempatan pada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan evaluasi diri.

H.      Tipe-tipe Supervisi Pembelajaran
Menurut Danim, Sudarwan (169-170:2011)  antara lain:
·         Supervisi sebagai inspeksi
·         Supervisi yang Laisses faire
·         Supervisi yang Coersive
·         Supervisi yang Bertipe Training dan Guidance
·         Supervisi Demokratis

I.         Teknik Supervisi
            Menurut Danim, Sudarwan (171:2011) bahwa, supervisor bekerja dengan kemampuan dan ketrampilan teknis tingkat tinggi dalam melakasanakan tugas-tugas supervisi. Supervisi pembelajaran dapat di lakukan dengan multi pendekatan dan multimode.
            Pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat di lakukan dengan langkah-langkah tertentu. Sudah menjadi pendapat umum bahwa, banyak guru yang mengalami masalah dan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran yang ditempunya. Kesulitan itu dapat di sebabkan oleh karakteristik mata pelajaran sehingga sulit dapat di pahami guru atau kesulitan-kesulitan dalam masalah teknis metodologis sehingga bahan ajar kurang di fahami siswa. Supervisi pembelajran yang di lakukan pengawas sekolah pada guru merupakan salah stu upaya membantu guru untuk mengatasi masalah yang di hadapinya dalam rangka untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya, baik proses maupun hasilnya.
J.        Pendekatan Supervisi Pembelajaran
            Menurut Danim, Sudarwan (172-173:2011) bahwa,dalam pelaksanaan supervisi, karakteristik guru yang di hadapi oleh supervisor pasti berbeda-beda. Karena itu,supervisor harus menerapkan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik guru yang di hadapinya.


¥  Supervisi Ilmiah
Konsep ilmiah yang di maksud adalah sebagai berikut :
1.      Logis,dimana pelaksanaan supervisi tidak menyimpang dari kebenaran rasional yang di terima dan di sepekati bersama.
2.      Sistematis, dimana kegiatannya di laksanakan secara teratur, berencana, dan terus menerus.
3.      Obyektif, di mana data yang di dapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan tafsiran pribadi yang bersifat subyektif
4.      Menggunakan acuan teoritis yang jelas
5.      Menggunakan metode
6.      Menggunakan instrumen pencatat yang reliabel
7.      Setiap desain tindakan harus dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah
¥  Supervisi Artistik
Supervisor harus mampu tampil selayaknya seniman, karena pada tingkat pelaksanaan banyak unsur seni bekerja yang mewarnainya.

K.      Perangkat Supervisi Pembelajara
            Menurut Danim, Sudarwan (174:2011) bahwa, otak manusia memiliki keterbatasan. Karena itu, alat bantu menjadi penting untuk menutupi keterbatasan itu.  Salah satu perangkat yang di gunakan dalam melaksanakan supervisi ialah instrumen observasi pembelajaran/check list terutama untuk supervisi pembelajaran. Beberapa aspek yang menjadi fokus antara lain
1.      Relevansi materi dengan tujuan instruksional
2.      Penguasaan materi
3.      Strategi
4.      Metode
5.      Pengelolaan kelas
6.      Pemberian motivasi kepada siswa
7.      Nada dan suara
8.      Penggunaan bahasa
9.      Gaya dan sikap prilaku

L.       Implementasi Teknik Supervisi
            Menurut Danim, Sudarwan (175:2011),
¥  Observasi kelas
¥  Saling Mengunjungi
¥  Demonstrasi Mengajar
¥  Kaji Tindak
Menurut Danim, Sudarwan (176:2011), Kemmi (1995) kaji tindak di rumuskan dalam empat tahap, yaitu :perencanaan, aksi atau pelaksanaan tindakan, pengamatan, evaluaisi, dan refleksi/ umpan balik. Laporan hasil PTK secara umum dan relatif utuh dapat terdiri dari :
1.      Gagasan umum
2.      Perumusan masalah
3.      Perencanaan pembelajaran yang tergamit dengan PTK
4.      Pelaksanaan pembelajaran yang tergamit dengan PTK
5.      Monotoring
6.      Evaluasi dan Refleksi
7.      Saran dan rekomendasi
8.      Laporan lengkap berbentuk buku
9.      Naskah artikel untuk di kirim ke jurnal
10.  Dan lain-lain


Referensi : Danim, Sudarman dan Khairi. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung.
                  CV.  Alfabeta

Refrensi III
SUPERVISI (KEPENGAWASAN) DALAM PENDIDIKAN

Menurut PURWANTO (76-77 : 1987) Dalam Bab 1 pasal 6 telah dikatakan bahwa supervisi adalah menentukan suatu kondisi-kondisi / syarat-syarat yang ensensi, yang akan menjamin  tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Jadi supervisi mempunyai pengertian yang luas .supervisi adalah segalah bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya didalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam garis besar pengertian supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efekfif. Fungsi pengawasan(supervisi )dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol melihat apakah segalah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah di gariskan, tetapi lebih dari itu supervisi dalam pendidikan mengandug sebuah pengertian  nilai yang sangat luas. Kegiatan supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk tercapainya situasi belajar –mengajar yang efektif,dan usaha memenuhi syarat-syarat itu. Sedangkan supervisi juga mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam sebuah pelaksanaanya, supervisi bukan hanyak mengawasi apakah para guru/pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana cara memperbaiki proses belajar-mengajar.jadi, dalam kegiatan supervisi,guru-guru tidak di anggap sebagai pelaksanaan yang pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pengalaman yang perlu di dengar dan dihargai serta diikut sertakan di dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan.sesuai dengan apa yang dikatakan dalam burton yang ada dalam bukunya.
Menurut PURWANTO (77:1987) sesuai dengan sebuah rumusan Burton tersebut, maka :
a)        Supervisi yang baik mengarahkan perhatiana kepada dasar-dasar pendidikan dengan cara-cara belajar serta perkembanganya dalam mencapai tujuan umum.
b)        Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajr mengajar secara total: ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanyak memperbaiki mutu pengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas didalam pengadaan fasilitas yang menunjang sebuah kelancaran proses belajar-mengajar,peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru.
c)        Fokusnya pada setting for learning, bukan pada seseorang atau  sekelompok orang. Semua orang, seperti guru-gurukepalah sekolah, dan pegawai sekolah lainnya,adalah termasuk teman sekerja yang sama-sama bertujuan mengembangkan sebuah situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik.

Menurut  PURWANTO (79-80:1987)supervisi sebagai inspeksi dalam bentuk inspeksi  ini, supervisai semata-mata merupakan kegiatan menginspirasi pekerjaan-pekerjaan guru atau bawahan.inspeksi dijalankan terutama dimaksud untuk meneliti/mengawasi apakah guru atau bawahan menjalankan apa-apa yang sudah diinstruksikan dan ditentukan oleh atasan atau tidak sampai timana guru-guru atau bawahan menjalankan tugas-tugas yang diberikan . Jadi, inspeksi berarti kegiatan-kegiatan mencari kesalahan.

Menurut PURWANTO (81:1987) supervisi sebagai latihan bimbingan Dalam tipe sebuah supervisi ini berlandaskan suatu pandangan bahwa sebuah pendidikan itu merupakan proses pertumbuhan bimbingan. Juga berdasarkan pandangan bahwa orang-orang yang di angkat sebagai guru pada umumnya telah mendapat pendidikan pre-service di skolah guru. Oleh karna itu supervisi yang dilakukan selanjutya ialah untuk melatih (to train) dan memberi bimbigan( to guide) kepada guru-guru tersebut dalam tugas pekerjaanya sebagai guru.

A.      SUPERVISI(KEPENGAWASAN) YANG DEMOKRASI
Menurut PURWANTO (82,1987) Merupakan kependidikan secara kooperatif. Dalam tingkat ini supervisi bukan lagi suatu pekerjaan yang dipengang oleh orang petugas, melainkan merupakan pekerjaan-pekerjaan bersama yang dikordinasikan. Tanggung jawab tidak dipegang oleh supervisor, melainkan dibagi-bagikan kepada  anggota sesuai dengan tingkat , keahlian dan kecakapan masing-masing.

B.       CIRI-CIRI SUPERVISOR YANG BAIK
Menurut PURWANTO (84-85:1987) Seorang supervisor hendaknya memiliki ciri-ciri pribadi sebagai guru yang baik:
a.     Memiliki  pembawaan kecerdasan yang tinggi
b.    Pandangan yang luas mengenai proses pendidikan dalam masyarakat
c.     Kepribadian yang menyenangkan
d.    Kecakapan melaksanakan human relation yang baik.
Dengan singakat, di samping itu harus memiliki administrasi dan memahami fungsi-fungsi administrasi dengan sebaik-baiknya, untuk dapat menjalankan sebuah fungsinya dengan baik seorang supervisior harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut :
a.       Berpengetahuan luas tentang seluk beluk semua pekerjaan yang berada dibawasanya.
b.      Menguasai/memahami bener-bener rencana dan program yang telah digariskan yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.
c.       Berwibawa, dan memiliki sebuah kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, terutama human relation.
d.      Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah,dan rendah hati.
e.       Berkemauan keras, rajin bekerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah digariskan / di susun.

C.       FUNGSI-FUNGSI SUPERVISI
Menurut PURWANTO (86-88:1987)
1)   Dalam bidang kepemimpinan
a)    Menyunsun rencana dan policy bersama
b)   Mengikut sertakan anggota-anggota kelompok(guru-guru,pegawai) dalam berbagai kegiatan.
c)    Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan.
d)   Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang tinggih kepadah anggota kelompok.
e)    Mengikut sertakan semuah anggota dalam menetapkan putusan-putusan
f)    Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok, sesuai dengan fngsi-funsi dan kecakapan masing-masing.
g)   Mempertinggih daya kreatif pada anggota kelompok
h)   Menghilangkan rasa malu dan rendah hati pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
2). Dalam hubungan kemanusiaan
a)    Memanfaatkan sebuah kekeliruan atau kesalahan-kesalahan yang di alaminya yang dijadikan sebuah pelajaran demi sebuah perbaikan selanjutya, bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompok.
b)   Membantu mengatasi sebuah kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapin anggota kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis, dsb
c)    Mengarahkan anggota kelompok kepadah sikap-sikap yang demokratis
d)   Memupuk rasa saling menghormati di antara sesama anggota kelompok dan sesama manusia.
e)    Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.

3)   Dalam pembinaan proses kelompok
a)    Mengetahui masing-masing pribadi anggota kelompok, baik baik kelemahan maupun kemampuan masing-masing
b)   Menimbulkan dan memelihara sikap percaya-mempercayai antara sesama anggota maupun antar anggota dan pemimpin.
c)    Memupuk sikap dan kesediaan tolong menolong.
d)   Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.
e)    Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat di antara anggota kelompok.
f)    Menguasai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-pertemuan lain.
4)   Dalam bidang administrasi personel
a)    Memiliki personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan.
b)   Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c)    Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
5)   Dalam bidang evalusi
a)    Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci
b)   Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
c)    Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar, dan tepat diolah menurut norma-norma yang ada.
d)   Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.

D.      TUGAS SUPERVISOR PENDIDIK
Menurut PURWANTO (88-89,1987) Tugas Supervisoor Pendidik yang dikemukakan bermacam-macam secara terinci sbb :
a.    Menghadiri rapat/pertemuan-pertemuan oranisasi profesional
b.    Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.
c.    Mengadakan rapat kelompok untuk membicarakan masalah umum(common problems)
d.   Melakukan classroom visitation atau class visit
e.    Mengadakan pertemuan-pertemuan individu dengan guru-guru tentang masalah yang mereka usulkan.
f.     Mendiskusikan tentang metode-metode mengajar dengan guru-guru.
g.    Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid
h.    Membimbing guru-guru dalam menyunsun dan mengembangkan sumber-sumber menajar.
i.      Memberikan saran-saran atau intruksi tentan bagaimana melaksanakan suatu pengajaran.
j.      Mengorganisasi  dan bekerja dengan kelompok guru-guru dalam program revisi kurikulum.
k.    Menilai dan menyeleksi buku-buku untuk perpustakaan guru-guru.
l.      Bertindak sebagai konsultan di dalam rapat /pertemuan-pertemuan kelompok lokal.
m.  Bekerja dengan konsultan-konsultan kurikulum dalam menganalisis dan mengembangkan  program kurikulum.
n.    Berwawan cara dengan orang-orang tua murid tentang hal-hal yang mengenai pendidikan.
o.    Menulis dan menembangkan materi-materi kurikulum.
p.    Berwawancara dengan guru-guru dan pegawai untuk mengetahui bagai mana pandangan atau harap-harapan mereka.
q.    Mengajar guru-guru bagaimana mengunakan audio-visual aids.
r.     Menyiapkan laporan-laporan tertulis tentan kunjungan kelas bagi para kepala sekolah
E.       JENIS SUPERVISI
Menurut PURWANTO (89-90,1987) jenis-jenis Supervisi sebagai berikut :
a.     Supervisi umum dan supervisi pengajaran.
          Yang dimaksud dengan supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerja secara tidak lansung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap pengelolahan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor pendidikan.
         Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan pengawasan yang ditunjukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan.

b.    Supervisi klinis
  Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran.Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaanya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi terjadi di dalam proses belajar mengajar.
RICHARD WALLER memberikan sebuah devinisi bahwa supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan,pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan menajar sebenarya dengan tujuan untuk mengadakan modifokasi yan rasional.
KEITH ACHESON dan MEREDITH D. GALL. juga mengemukakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidak sesuaian (kesengajaan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.
 Dari kedua defenisi tersebut di atas ,JOHN J. BOLLA Menyimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu mengembankan profesional guru/calon guru, khususya dalam penampilan mengajar,berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut.


F.        CIRI-CIRI SUPERVISI KLINIS DITINJAU DARI SEGI PELAKSANAANYA.
Menurut PURWANTO (91,1987),
a. Bimbingan supervisor kepadah guru/ calon guru yang bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi
b.    Jenis keterampilan yang akan akan disupervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan,dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan supervisi.
c.    Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara terintegrasi,sasaran supervisi hanyak pada beberapa keterampilan tertentu saja.
d.   Instumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara supervisor dan uru berdasarkan kontrak.
e.    Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan dari pada memerintah atau mengarahkan.
f.     Supervisi lebih berlangsung pada suasana intim dan dan terbuka.
g.    Supervisi berlangsung dalm siklus yan meliputi perencanaan, observasi dan diskusi

G.      PENGAWASAN MELEKAT DAN PENAWASAN FUNGSIONAL
Menurut PURWANTO (92-93,1987)
Di dalam pendidikan istilah supervisi juga disebut iuga pengawasan atau kepengawasan.istilah “pengawas melekat” diturunkan dari bahasa asing buitin controle   yang berarti suatu pengawasan yang memang sudah dengan sendirinya (melekat) menjadi tugas dan tangung jawab semua pimpinan.dari pimpinan tingkat atas sampai dengan tingkatyan palin bawahdari semua oranisasi atau lembaga.
Pengawasan melekat ialah suatau kegiatan administrasi dan manajemen yang dikeluarkan oleh pimpinan suatu kerja untuk mencegah terjadinyasalah urus dan meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja sesuai dengan kebijak sanaan menteri peraturan perundang-undangan yan berlaku dan rencana yan telah ditetapkan.
Tujuan pengawasan melekat ialah untuk menetahui apakah pimpinan unit kerja dapat  menjalankan funsi pengawasan dan penendalian yang melekatpadanya denan baik sehingga, bila ada penyelewengan, pemborosan, korupsi,pimpinan unit kerja dapat mengambil tindakan koreksi sedini mungkin.
Sedangkan yang dimaksud dengan “pengawasan fungsional” adalah kegiatan-kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi jabatanya sebagai pengawas.\
 sesuai dengan bidang dan wilahyahnya masing-masing itulah yan disebut pengawasan fungsional.Dilihat dari jenis supervisi yang yang telah diuraikan di muka.maka pengawasan yang dilakukan oleh para ispektur pembantu termasuk supervisi umum dalam arti dalam ari bukan supervisi pengajar.
Referensi : Purwanto, Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
                  Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Daftar Pustaka

Danim, Sudarman dan Khairi. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung. CV. 
             Alfabeta
Purwanto, Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. PT.   
             Remaja Rosdakarya.
Soetjipto dan Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta. PT. Rineka Cipta

No comments:

Post a Comment